Sinopsis Film “Uzumasa Limelight”:
“Uzumasa Limelight” adalah drama Jepang yang mengharukan yang memberi penghormatan kepada pahlawan sinema tanpa tanda jasa, kirare-yaku, atau “stuntmen pertarungan pedang“, yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk menciptakan keajaiban film samurai.
Ceritanya mengikuti Seizo Fukumoto, seorang aktor veteran dan kirare-yaku di kehidupan nyata, memerankan Kamiyama, seorang stuntman tua yang karirnya telah berlangsung selama beberapa dekade di dunia film samurai yang sedang menurun. Peran Kamiyama selalu “mati dengan indah” di layar, sering kali mengorbankan karakternya demi kejayaan sang pahlawan. Namun, seiring dengan peralihan fokus industri ke hiburan modern, permintaan akan jidaigeki (drama zaman dulu) / tradisional semakin berkurang, membuat Kamiyama kesulitan menemukan tempatnya dalam lanskap sinematik yang terus berkembang.
Ketika dia bertemu dengan calon aktris muda, Satsuki (Chihiro Yamamoto), Kamiyama menjadi mentornya, berbagi seluk-beluk keahlian mereka dan menginspirasi dia dengan dedikasinya. Ikatan mereka menyoroti kontras antara tradisi memudar yang diwakili Kamiyama dan harapan segar yang diwujudkan oleh Satsuki. Saat Kamiyama menghadapi masa senjanya, film ini menggali tema tujuan, warisan, dan seni pertunjukan.
Disutradarai oleh Ken Ochiai, Uzumasa Limelight merupakan penghormatan yang tulus kepada para pengrajin industri film yang terabaikan, memadukan nostalgia dengan pengakuan pahit atas perubahan. Judulnya sendiri mengacu pada Limelight karya Charlie Chaplin, yang mencerminkan kisah universal seorang seniman yang menghadapi akhir kariernya.
Film ini bergema sebagai surat cinta untuk zaman keemasan sinema samurai dan meditasi tentang ketidakkekalan seni dan ketenaran, menawarkan eksplorasi gairah dan ketekunan yang sangat menyentuh.